Akhir-akhir ini kita sering meliat berita di televisi mengenai wabah ulat bulu yang semakin hari semakin memprihatinkan. Wabah ulat bulu pertama kali ada di daerah probolinggo, Jawa timur. Seiring bertambahnya waktu wabah ulat bulu tersebut sekarang sudah meluas sampai ke daerah Tanjung Duren, Jakarta.
Dari tadi kita membicarakan tentang wabah ulat bulu, sebenarnya proses terjadinya ulat bulu itu bagaimana sih… ??? Apa sih penyebabnya kok bisa menjadi wabah ulat bulu…??? Trus bagaimana sih cara penanganan wabah ulat bulu tersebut dan bagaimana sih cara pencegahannya…? Nah di sini saya akan menjelaskan pertanyaan-pertannyaan tersebut dengan singkat.
Proses terjadinya ulat bulu berasal dari kupu-kupu yang bertelur. Telur itu biasanya dalam jumlah banyak atau bergerombol dan biasanya terdapat pada daun pohon. Setelah beberapa hari telur tersebut menetas dan menjadi ulat tingkat satu. Lalu berkembang lagi menjadi ulat tingkat dua, tiga sampai tingkat empat. Barulah setelah itu menjadi kepompong. Seharusnya sehabis menjadi kepompong terbentuklah kupu-kupu karena beberapa faktor itu tidak terjadi dan jadilah hama ulat bulu. Kemudian penyebabnya kepompong yang seharusnya menjadi kupu-kupu malah menjadi ulat bulu adalah perubahan habitat akibat kerusakan hutan di dataran rendah yang akibatnya ulat bulu tersebut bermunculan dan menyerang berbagai jenis tanaman. Selain itu juga di sebabkan kenaikan suhu akibat penigkatan kadar CO2. Lalu cara penanganan apabila daerah kita sudah terkena wabah ulat bulu dapat dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida dan melakukan penebangan pohon yang sudah terkena wabah ulat bulu tersebut. Kemudian cara pencegahannya adalah dengan memberi penyuluhan kepada masyarakat untuk menjaga lingkungannya dengan baik.
No comments:
Post a Comment